Tittle : How Old Are You?
Cast : Park Chanyeol, Byun Baekhyun
Length : Ficlet
Genre : Mystery
Author : K-Writer
---o0o---
"Hei, Chanyeol?
apakah kau tidak pernah mendengar desas-desus aneh tentang lorong ujung komplek
sekolah saat malam hari?" Baekhyun yang menangkupkan kepalanya sedari
tadi, mendongak. Uh! bukankah ia tadi berkata bahwa kepalanya pusing disaat pelajaran
fisika berlangsung. Dasar!
"Tidak. Memang
ada apa? selama ini aku pulang lewat sana tidak pernah terjadi apa-apa."
Chanyeol tidak menoleh. Ia masih fokus mengerjakan tugas fisika yang tinggal
tiga soal lagi. Yah, daripada ia melanjutkannya di rumah.
"Katanya 31
tahun silam, ada seorang anak kecil berumuran 10 tahunan yang dibunuh di bawah
lampu remang-remang pinggir lorong yang sering berkedap-kedip itu. Apakah kau
pernah melihat... uhm, rohnya?" Baekhyun meninju pelan lengan Chanyeol,
membuat yang dipukul menoleh dan berdecak karena aktivitasnya terganggu.
"Ish... kita ini
sudah 18 tahun, Baek. Apakah kau masih percaya yang seperti itu? ternyata bukan
hanya otakmu yang dangkal, nalarmu juga rendah." Chanyeol menggunakan
aksen sindirannya yang juga terdengar mengejek.
"Yak! aku'kan
hanya memberitahumu. Aku do'akan agar kau bertemu dengan hantunya!"
Baekhyun menggerutu sebal. Ia kembali menenggelamkan kepalanya di meja kelas.
"Dan satu lagi,
Chanyeol! kau juga bodoh! nilai sejarahmu bahkan lebih rendah dariku!"
seru Baekhyun mendongak, lalu kembali melakukan aktivitas sebelumnya.
"Ckck, hantu itu
tidak ada, Baek!" Chanyeol bergumam lalu kembali fokus ke buku bersampul
coklat miliknya yang penuh dengan rumus-rumus fisika.
***
"Dasar guru Kang!
seenaknya saja menyuruhku membantu membereskan buku-buku di perpustakaan. Jika
tidak karena nilai konselingku yang turun, aku tidak mau membantunya."
Chanyeol mengumpat dalam hati lalu mendengus.
Kini Chanyeol
berjalan menyusuri setapak lorong ujung komplek sekolahnya. Yah, setiap hari ia
memang sering lewat sini untuk pulang karena memperpendek jarak rumah dan
sekolahnya. Tapi untuk malam hari, ini kali pertamanya.
"Katanya 31 tahun silam, ada seorang anak
kecil berumuran 10 tahunan yang dibunuh di bawah lampu remang-remang pinggir
lorong yang sering berkedap-kedip itu."
Perkataan Baekhyun
tadi siang terlintas kembali di benaknya saat indera penglihatan Chanyeol
menangkap objek lampu jalan yang memang minim pencahayaan.
"Huh, hantu itu
tidak ada." Chanyeol terdiam sejenak, menghela napas panjang, lalu kembali
berjalan seperti biasa hendak melewati lampu jalan itu.
Hiks~ hiks~ hiks~
Kali ini indera
pendengaran Chanyeol-lah yang menangkap sesuatu. Baru dua minggu kemarin ia
memeriksakan telinganya ke dokter karena sering berdenging, jadi saat ini pasti
pendengarannya masih baik-baik saja. Ia tidak mungkin salah dengar.
Kepala Chanyeol
memutar ke kanan-kiri. Mencari sumber suara yang ia yakini adalah suara
tangisan seseorang. Untuk sekarang, jujur saja Chanyeol merasa agak merinding.
"Kakak..."
seseorang melirih tak jauh dari posisi Chanyeol terpaku. Tubuh kecilnya
meringkuk di sisi gelap yang tidak mendapat pencahayaan lampu jalan.
Chanyeol mengerjapkan
matanya beberapa kali, lalu sedetik kemudian langkah besarnya mulai menghampiri
seseorang yang meringkuk di sana.
"Hei, kau tidak
apa-apa?" tutur Chanyeol pelan saat berpapasan dengan seseorang tersebut.
Oh syukurlah, itu seorang wanita dan... ia manusia. Ya, tentu saja, tubuhnya
tidak melayang.
"Kakak... aku
lapar."
Wanita yang masih
terlihat baru menginjak umur 10 tahunan itu melirih dengan nada menyedihkan.
Tangan kirinya memegangi perutnya kuat-kuat. Tunggu, jika didesripsikan, anak
itu berpakaian rok selutut berwarna putih yang nampak lusuh, tidak memakai alas
kaki dan rambutnya yang terlihat acak-acakan.
Mendengar lirihan
anak tersebut, Chanyeol langsung membuka ransel yang ia gendong. Mengeluarkan
sebungkus roti yang ia beli di kantin sekolah, yang belum sempat ia makan.
"Ini makan.
Paling tidak bisa buat ganjal perut." Chanyeol membuka pembungkus plastik
roti dan langsung menyodorkannya ke anak tersebut.
Tanpa pikir panjang,
anak tersebut langsung mengambil roti yang ada di genggaman tangan Chanyeol.
Tangan kiri anak itu masih memegangi perutnya.
Tak butuh waktu lama,
sebungkus roti yang diberikan Chanyeol habis tak tersisa. Sepertinya anak itu
benar-benar kelaparan jika dilihat dari cara makannya.
"Terima kasih,
kak." ucap anak itu lalu berusaha berdiri walaupun terlihat jelas ia amat
lemas.
"Ya, sama-sama.
Kau yakin tidak apa-apa? maaf, aku hanya punya roti itu saja." Chanyeol
nampak sedikit memapah tubuh rentang anak itu. Tubuhnya amat dingin. Tentu
saja, ini adalah awal dari musim dingin. Sedangkan anak itu hanya memakai
pakaian berbahan tipis.
"Tidak apa-apa,
kak. Mau bagaimanapun aku tidak bisa kenyang." anak itu tersenyum tipis.
Sedangkan Chanyeol nampak mencerna kata-katanya. Tidak bisa kenyang? Oh,
mungkin karena porsi rotinya yang memang sedikit.
Anak itu mulai
berpaling dan berjalan lunglai. Chanyeol masih sedikit khawatir.
"Tidak mau
diantar pulang? Ohya, siapa namamu? berapa umurmu? apakah benar-benar
baik?" Chanyeol menimpali bertubi-tubi. Nampak anak itu terdiam sejenak,
Chanyeol-pun ikut terdiam tak jauh darinya.
"Namaku Han
Seulrin. Tidak usah diantar pulang karena aku tidak mempunyai rumah, kak."
anak itu berujar pelan tanpa membalikkan badannya. Perlahan tangan kirinya yang
sedari tadi memegangi perut turun.
"Masalah
umurku..."
"Umurku 41
tahun." Anak itu berbalik. Ia menyeringai.
Demi apapun, Chanyeol
benar-benar membulatkan matanya hampir keluar. Bahkan jantungnya rasanya
mencelos begitu saja. Tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat. Dan jangan lupakan
keringat dingin yang mengucur bebas di pelipisnya.
Anak itu masih
menyeringai. Bagian perut yang sedari tadi ia tutupi, ternyata bolong.
Menampakkan isi perutnya yang sepertinya tengah mencerna sesuatu. Itu... roti
yang diberikan Chanyeol tadi. Roti itu merembes keluar bersamaan dengan cairan
merah pekat.
Chanyeol masih
mematung dan terus mematung. Sampai lampu jalan di dekatnya tiba-tiba berkedip
sekejap dan menyala lagi. Sosok itu... hilang bersama seringaian mengerikannya.
"Oh sial! akan
kukutuk kau Baekhyun karena mendo'akanku yang tidak-tidak." umpat Chanyeol
berkeringat dingin.
"Sekarang... aku
percaya hantu itu ada."
FIN~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar